gaji dan syarat software tester

Software Tester: Karier, Tugas, dan Prospek

Posted by

Software tester adalah profesional yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan berfungsi dengan benar dan bebas dari cacat. Mereka melakukan berbagai tes untuk menemukan bug dan masalah lain yang dapat mempengaruhi kinerja perangkat lunak.

Peran ini sangat penting dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak untuk memastikan kualitas dan keandalan produk akhir sebelum dirilis ke pengguna.

Tugas dan Job Description

Bila kamu berniat berkarir di bidang ini, berikut beberapa tugas yang harus kamu lakukan.

  1. Merancang dan Mengembangkan Tes: Membuat dan memelihara skenario tes untuk berbagai tahap pengembangan perangkat lunak.
  2. Melakukan Pengujian Manual dan Otomatisasi: Menjalankan tes manual serta menggunakan alat otomasi untuk pengujian yang lebih efisien.
  3. Menganalisis Hasil Tes: Meninjau hasil tes untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan bug dan masalah.
  4. Bekerjasama dengan Tim Pengembangan: Bekerjasama dengan pengembang untuk memperbaiki bug dan meningkatkan kualitas perangkat lunak.
  5. Menyusun Laporan Pengujian: Membuat laporan rinci mengenai temuan pengujian dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.

Gaji dan Kompensasi

Gaji seorang software tester dapat bervariasi tergantung pada lokasi, pengalaman, dan keterampilan. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, rata-rata gaji tahunan untuk pekerjaan ini di Amerika Serikat adalah sekitar $72,662.

Di Indonesia, gaji Software Tester berada di rentang Rp11 juta hingga Rp33 juta dengan rata-rata gaji berada di sekitar Rp5 juta.

Gaji ini bisa lebih tinggi di perusahaan teknologi besar atau di lokasi dengan permintaan tinggi untuk keterampilan pengujian perangkat lunak.

Baca juga  Apa Itu Business Representative?

Kualifikasi dan Syarat, Harus dari Lulusan Mana?

Untuk bisa kompeten di posisi ini, beberapa kualifikasi dan syarat yang umumnya diperlukan adalah:

  1. Pendidikan: Gelar sarjana dalam bidang ilmu komputer, teknologi informasi, atau bidang terkait.
  2. Sertifikasi: Sertifikasi seperti ISTQB (International Software Testing Qualifications Board) atau CSTE (Certified Software Tester) dapat meningkatkan peluang kerja dan menunjukkan kompetensi dalam pengujian perangkat lunak.
  3. Keterampilan Teknis: Pengetahuan tentang siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC), metodologi pengujian, dan alat pengujian otomasi seperti Selenium atau QTP.
  4. Pengalaman: Pengalaman praktis dalam mengelola dan menguji sistem perangkat lunak sangat dihargai.
  5. Keterampilan Analitis: Kemampuan untuk menganalisis masalah perangkat lunak dan mengembangkan solusi yang efektif sangat penting.

Apakah Software Tester Harus Bisa Coding?

Meskipun tidak semua posisi software tester membutuhkan keterampilan coding, pemahaman dasar tentang pemrograman dapat sangat bermanfaat.

Pengetahuan tentang bahasa pemrograman seperti Java, Python, atau JavaScript dapat membantu dalam menulis skrip pengujian otomatis dan memahami kode yang diuji. Keterampilan ini tidak selalu wajib, tetapi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas seorang tester.

Apakah Mudah Menjadi Software Tester?

Menjadi seorang software tester memiliki tantangan tersendiri. Pekerjaan ini membutuhkan perhatian terhadap detail, keterampilan analitis, dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai alat dan metodologi pengujian.

Namun, dengan pelatihan yang tepat dan pengalaman praktis, seseorang dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam bidang ini. Meskipun awalnya bisa menantang, banyak profesional menemukan karir ini sangat memuaskan dan penuh peluang.

Apakah AI Akan Menggantikan Software Tester?

Peran AI dalam pengujian perangkat lunak semakin meningkat, terutama dalam otomasi pengujian. AI dapat membantu dalam mendeteksi bug, menghasilkan skrip pengujian, dan meningkatkan efisiensi pengujian.

Baca juga  Akuntan Publik: Gaji dan Perbedaannya dengan Akuntan Privat

Namun, peran manusia dalam pengujian tetap penting, terutama dalam aspek yang memerlukan pemahaman konteks bisnis, kreativitas, dan pengambilan keputusan yang kompleks. AI diharapkan menjadi alat yang melengkapi pekerjaan software tester, bukan menggantikannya sepenuhnya.

Referensi:

  1. Techopedia. Software Tester. Diakses tanggal 27 Juni 2024.
  2. LinkedIn Talent Solutions. Software Tester Job Description. Diakses tanggal 27 Juni 2024.
  3. Aqua Cloud. Programming for QA Tester. Diakses tanggal 27 Juni 2024.
  4. Coursera. QA Tester. Diakses tanggal 27 Juni 2024.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *